KOMUNIKASI TRANSENDENTAL NYENUK DALAM UPACARA NGENTEG LINGGIH DI PURA DESA, DESA PELAGA, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

ABSTRAK
 Komunikasi transendental nyenuk merupakan rangkaian dari upacara ngenteg linggih yang dilaksanakan oleh masyarakat setelah pemabngunan atau mepugaran pura, sebagaimana Desa Adat Pelaga. Pada pelaksanaan liggih Tuhan bersifat abstrak dijadikan absolut melalui komunikasi transendental. Melalui tersebut diharapkan agar kekuatan membumi dan mengabadi pada bangunan suci telah dibangun. Salah satu rangakain adalah prosesi nyenuk. Prosesi dengan dialog sakral sebagai bentuk nyata menunjukan keunikan tersendiri. Dialog dilakukan penari topeng sidhakarya tamu kian sangat menarik untuk dikaji diteliti. Adapun permasalahan akan dibahas antara lain : 1) Bagaimana dalam di Pura Desa, Pelaga Kecamatan Petang?, 2) Apa fungsi Petang ?, 3) makna ?
 Teori digunakan menganalisis masalah (1) teori religi drama turgi fungsional struktural. Subjek penelitian ini berupa rangakian Petang. Penelitian terdapat langkah-langkah peneliti lakukan proses pengumpulan data demi mendapatkan benar. Langkah-langkahnya berikut: teknik wawancara, (2) observasi, (3) studi kepustakaan.
 Hasil menunjukkan Bentuk Proses meliputi verbal noverbal. non semua simbol pelaksnaan nyenuk, seperti banten, uparengga, warna pakaian para panyenukan gerakan tari sidhakarya. Sedangkan menggunakan kata-kata bahasa baik secara lisan maupun tertulis, sesapan panyenukan, puja stava nyanyian bibi rangda Fungsi neynuk religi, repetisi, substansi komplemen. yakni mempertemukan bhakti umat kasih Tuhan, repetisi untukmenegaskan kemabli pesan verbal, sedangkan menggantikan komponen bidadari bhagawan utusan dewa, komplemen melengkapi terjadi. Makna teologis, sosiologis, ekologis edukatif. teologis upaya menjadikan bumi sorga tempatnya dewa sehingga tersebentuk kedamaian dunia, sosiologisnya mebangun hubungan harmonis antar sesam masnusia, ekologisnya menjaga alam semesta berserta isinya edukatifnya mendewasakan manusia menjadi pribadi lebih baik.